Cinta Yang Terbalik

Ilmu Budaya Dasar
Riyadh Firdaus
17110167
4KA18
"Manusia dan Cinta Kasih"


Hakikatnya setiap manusia pasti membutuhkan rasa cinta dan kasih sayang walau ia seorang penjahat sekalipun. Manusia juga ditakdirkan untuk saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Dalam ajaran Islam, manusia diciptakan berpasang-pasangan namun tak ada seorang pun yang dapat mengetahui siapa jodoh kita. Kita hanya bisa merencanakan, selebihnya Tuhan lah yang menentukan.

Seperti kisah dalam film Flipped (2010). Pada film tersebut dikisahkan tentang dua orang anak yang mulai beranjak dewasa. Sang anak wanita, merupakan seorang anak yang (boleh dibilang) agak 'kuper' yang memiliki rasa suka terhadap seorang anak laki yang baru saja tinggal di seberang rumahnya. Ia sangat mencintai anak lelaki tersebut, ia suka semua hal yang dilakukan anak lelaki itu, kemanapun sang anak lelaki tersebut pergi, sepertinya ia juga selalu berada di sekitarnya. Perasaan cinta itu terus bertambah tiap harinya, hingga seakan ia tidak dapat hidup tanpa adanya anak lelaki tersebut.

Namun di sisi lain, sang anak lelaki tersebut malah sebaliknya. Ia sangat tidak menginginkan kehadiran sang anak wanita tersebut, ia sangat benci, ia merasa risih terhadapnya, seakan ia diuntit oleh anak wanita itu. Tiap harinya, ia selalu dihantui oleh kehadiran anak wanita tersebut, walaupun itu merupakan sebaliknya yang dirasakan oleh si anak wanita. Namun, sampai pada suatu saat, bahwa tidak semua hal yang sang anak wanita itu suka terhadap sang anak lelaki, benar-benar ia sukai. Perasaannya mulai berbalik, ia perlahan membenci, mulai menghindari setiap keberadaan sang anak lelaki tersebut. Si anak lelaki pun mulai menyadari keadaan itu, ia mulai merasa senang dengan ketidakberadaan sang anak wanita yang biasa mengikutinya. Namun perlahan ia mulai merasa ada sesuatu yang aneh, ia penasaran akan hal yang terjadi sehingga memunculkan rasa keingintahuannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Seiring dengan penyelidikan diam-diamnya, ia mulai merasa tertarik dengan sang anak wanita tersebut. Ia tertarik dengan segala perilaku, kehidupan, dan sikap sang anak wanita tersebut. Tak dapat dipungkiri, sang anak lelaki yang dulunya merasa sangat benci terhadap anak wanita tersebut kini mulai mencintainya. Tapi sebaliknya dengan sang anak wanita, ia merasa tak ada yang perlu dikagumi, dicintai dari sang anak lelaki yang dulu sangat ia puja-puja.

Dari cerita film tersebut, sepertinya dapat diambil pelajaran bahwa dalam mencintai seseorang, kita tidak perlu mencintainya dengan berlebihan. Begitu pula jika membenci seseorang, kita tidak perlu terlalu membencinya. Sekedar untuk meluapkan kekesalan, tak apalah jika kita membencinya, namun harus segera dicari penyelesaian terbaiknya. Setidaknya, itu menurut saya. ^^,

0 comments:

Posting Komentar